Minggu, 30 Oktober 2011


Pengendalian dan Pengawasan Biaya Operasional 




I.  GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat PT. Damai Sejahtera Sumatera Jaya


PT. Damai Sejahtera Sumatera Jaya berdiri pada 01 Juni 2006 yaitu berrlokasi di Jln. Sei Mencirim No. 163 Medan.

Hal ini sejalan dengan perkembangan ekonomi yang semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan trend yang terjadi di dunia kosmetik. Dalam persaingan kualitas produk terhadap kompetitor PT. DSSJ (Makarizo) terus mencari invovasi terbaru agar menjadi trend center dalam dunia kosmetik, khususnya kosmetik rambut. Dengan adanya dampak krisis global yang berpanjangan PT. DSSJ juga bertujuan ingin menyerap pengangguran dan menciptakan lapangan pekerjaan tepatnya di kota Medan.

Sasaran didirikannya PT. DSSJ adalah menjadi distributor kosmetik rambut untuk salon dan toko di kota Medan khususnya dan masyarakat wilayah Sumatera Utara dan Aceh sek
itarnya.


B. Perkembangan PT. Damai Sejahtera Sumatera Jaya


PT. Damai Sejahtera Sumatera Jaya (DSS) merupakan Distributor Tunggal produk cosmetic rambut yaitu Makarizo, didirikan di bulan Juni 2006 di Medan.
Dalam sejarahnya, DSS telah menunjukkan pertumbuhan yang dinamis dan menjadi pemimpin dalam industri kosmetik di medan. DSS mampu untuk memberikan pelayanan memberikan training-training kepada pada professional-professional salon dengan memberikan tren-tren terbaru dalam dunia kosmetik rambut. DSS tetap siap memberikan pelayanan yang memuaskan kepada seluruh lapisan konsumen dengan jaringan pemasaran yang luas melalui area yang di cover meliputi seluruh kawasan kota medan dan sekitarnya, Aceh, Kisaran, Siantar, sampai dengan Rantau Parapat. Di mana masing-masing area di cover langsung oleh subdist-subdist supaya pemerataan produk yang di pasarkan.
Di samping itu juga terus menerus menjalankan riset dan pengembangan atas produk dan tehnologi melalui Hairstudio yang di buka untuk kepentingan pembelajaran tehnik-tehnik dalam pengerjaan pewarnaan dan pelurusan rambut buat para professional salon. 

C. Visi dan Misi PT. Damai Sejahtera Sumatera Jaya 

Dikutip dari company profilenya,PT. Damai Sejahtera Sumatera Jaya memiliki visi dan misi yaitu:


1. Visi PT. Damai Sejahtera Sumatera Jaya
 
Visi adalah menjadi perusahaan kosmetik rambut terbaik di dunia. Dengan terus menerus menjalankan riset dan pengembangan atas produk dan tehnologi yang kami miliki, kami berharap dapat bermanfaat bagi para pelanggan kami, para pengusaha/professional salon, agar sukses dalam menjalankan bisnisnya. Bersama para karyawan yang handal, serta dengan struktur keuangan yang sehat, kami mengendalikan pertumbuhan perusahaan secara efektif dan efisien.
2. Misi PT. Damai Sejahtera Sumatera Jaya

Misi adalah turut serta memberikan kontribusi atas peningkatan kualitas kehidupan manusia di seluruh dunia, yaitu dengan cara menyediakan produk-produk kosmetik rambut yang bermutu dari hasil riset dan pengembangan yang kami lakukan juga memalui pendidikan.

Our Culture Makarizo :
  • Trustworthly
  • Positif Thinking
  • Team Work
  • Precise Communication
  • Self Motivation
  • Sense Of Humor
D. Struktur Organisasi dan Urain Tugas PT. Damai Sejahtera Sumatera Jaya

Struktur organisasi merupakan suatu kerangka kerja yang dipikirkan oleh manajer untuk membagi-bagi dan mengkoordinasi aktivitas anggota atau suatu organisasi (Stoner, Freeman, Gilbert : 1996).

Secara umum suatu struktur organisasi merupakan gambaran dari tugas, tanggung jawab, wewenang dan kewajiban serta kekuasaan yang ada pada personil dalam organisasi atau perusahaan. Tujuannya adalah untuk memudahkan personil dalam menjalankan aktivitasnya, guna mencapai tujuan akhir yang telah ditetapkan.
Adapun bentuk organisasi adalah sebagai berikut :
  1. Bagan organisasi garis
  2. Bagan organisasi garis dan staf
  3. Bagan organisasi fungsional
  4. Bagan organisasi matriks

Dari gambar berikut ini adalah struktur organisasi mulai dari yang dipimpin sampai dengan pelaksana di PT. Damai Sejahtera Sumatera Jaya adalah sebagai berikut.
Gambar : Struktur Organisasi PT. Damai Sejahtera Sumatera Jaya
 
 
PT. Damai Sejahtera Sumatera Jaya menggunakan sistem struktur organisasi fungsional, dimana setiap fungsi yang ada diberikan tanggung jawab dan wewenang sesuai dengan fungsinya masing-masing. Bagan struktur organisasi PT. Damai Sejahtera Sumatera Jaya selengkapnya dapat dilihat pada bagian lampiran.


Uraian tugas merupakan pedoman yang harus dipegang seluruh personil di dalam organisasi dalam menjalankan tugasnya. Uraian tugas berisi tujuan fungsi, wewenang, dan tanggung jawab setiap personil pada bagian di dalam organisasi. Uraian tugas yang baik merupakan landasan dari pelaksanaan sistem dan prosedur.


PT. Damai Sejahtera Sumatera Jaya berada dibawah pimpinan seorang Branch Operasional Manager yang membawahi 1 orang Area Sales Manager dan 1 orang Finance Accounting Supervisor yang memimpin departemen. Adapun uraian ringkas tugas dan fungsi setiap departemen dalam organisasi sebagai berikut : 
a. Logistic Department
Dipimpin oleh seorang kepala gudang, yang menangani masalah pengiriman barang dari gudang sampai ke outlet ( salon dan toko ) dan stok barang yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan salon, toko dan subdist.


b. Finance & Accounting Department
Dipimpin oleh seorang Finance & Accounting Supervisor, yang menangani masalah operasional harian yaitu meliputi pembiayaan segala operasional dan mengkontrol piutang perusahaan.

c. Training Department    
Dipimpin oleh seorang Trainer Supervisor, yang menangani segala hal yang berkaitan dengan kepuasan dan service bagi para professional salon.
c. Sales Department    
Dipimpin oleh 5 orang Field Tehnical Executif yang menangani penjualan.

Struktur organisasi PT. Damai Sejahtera Sumatera Jaya pada prinsipnya hanya memuat wewenang garis saja seperti terlihat pada bagian organisasi. Kekuasaan dan tanggung jawab ditentukan pada tingkat pimpinan yang teratas sampai dengan yang terbawah. Tiap atasan mempunyai sejumlah bawahan tertentu yang masing-masing mempertanggung jawabkan tugasnya pada atasannya yang membawahinya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak manajemen dan penelaahan terhadap anggaran dasar perusahaan pada saat dilakukan observasi maka uraian tugas setiap bagian dalam organisasi PT. Damai Sejahtera Sumatera Jaya dapat diuraikan berikut ini.
  1. Branch Operasional Manager
    Branch Operasional Manager adalah kepala operasional di PT.DSSJ.
    Tugas Manager Cabang yaitu :
    • Mengawasi dan mengontrol semua kegiatan operasional kerja PT. DSSJ.
    • Memeriksa dan memberi komentar tentang laporan yang di berikan oleh masing-masing divisi yang nantinya akan di laporkan ke Pusat.
    • Memberikan rekomendasi kepada pihak manajemen pusat mengenai salon dan toko potensial (pareto) yang akan di berikan promo special.
    • Memberikan pengarahan kepada All Divison mengenai fungsi dan tugas masing-masing.
    • Memeriksa dan mengawasi kas kecil yang dimiliki kantor cabang Medan.
    • Memeriksa dan mengawasi jalur giro yang sudah cair setelah dikerjakan oleh bagian akuntansi.
    • Memeriksa dan mengomentari disiplin kerja karyawan PT. DSS
    • Memberikan ijin kepada karyawan untuk cuti kerja.
    • Mengawasi system filling baik dari segi kerapihan maupun kecepatan untuk memperoleh file tersebut.
    • Memeriksa dan mengawasi penggunaan bensin pada setiap kendaraan perusahaan.

  2. Area Sales Manager
    • Memonitor pencapaian penjualan persales dengan diadakan kunjungan ke salon-salon dengan random check.
    • Bertanggung jawab terhadap target cabang, dan mengadakan promosi-promosi atau paket special untuk salon agar mencapai target.
    • Memastikan seluruh salon-salon atau toko membayar piutang tepat waktu 

  3. Field Technical Executive (FTE)
    • Melakukan random check terhadap hasil kunjungan bawahan sehari setelah laporan di buat.
    • Melakukan kunjungan ke salon untuk mengkroscek kunjungan sales apa benar melakukan kunjungannya apa tidak, juga melakukan taking order.
    • Memberikan informasi kepada profesional salon untuk training di studio dengan menyampaikan trend-trend rambut terbaru.
    • Membuat laporan penjualan bulanan area dengan rincian per sales, baik dari laporan insentif, dan laporan kunjungan sales yang akan dikirim ke Jakarta.
    • Monitor pencapaian Quantum per salon, maksudnya adalah program yang di buat Makarizo sebagai support salon yang memakai produk Makarizo dengan periode dan Hadiah yang diberikan adalah berupa alat-alat kebutuhan atau jalan-jalan dalam negeri maupun keluar negeri.
     
  4. Finance Accounting Supervisor (FAS)
    • Memastikan dan memantau sistem dan prosedur finance dan accounting yang telah ditetapkan. 
    • Menjaga piutang perusahaan agar tetap sehad
    • Menganalisa dan meberikan persetujuan atas order penjualan yang masuk
    • Cek setoran kolektor dan delivery
    • Menginput pelunasan LHPP dan LHPF ke sistem
    • Menginput Daily Bank dan Daily Cash ke sistem
    • Control dan analisa piutang
    • Melakukan approve insentif kolektor dan delivery
    • Melakukan stock faktur setiap akhir bulan
    • Membuat rekonsiliasi bank
    • Mengatur dan mengawasi kegiatan operasional staff yang ada dibawahnya
    • Mengontorl biaya operasional perusahaan
    • Melakukan koresponden dengan customer mengenai hal-hal yang berhubungan dengan keuangan
    • COntrol Filling data di perusahaan
    • Bertanggung jawab terhadap semua laporan mingguan FAS
    • Melakukan follow up terhadap semua laporan mingguan FAS
    • Melakukan follow up terhadap rekonsiliasi cabang yang akan dikirim ke pusat
    • Melaporkan kepada atasan semua penyimpangan yang ditemukan di perusahaan
    • Melakukan tugas-tugas lainnya sesuai perintah atasan langsung atau tidak langsung 


    5. Kepala Gudang 
    • Manjaga persediaan barang yang akan di jual ke seluruh outlet di daerah Sumatera Utara dan Aceh sekitarnya.
    • Mengawasi setiap barang yang keluar masuk dari gudang persediaan.
    • Memastikan bahwa barang yang dikirim ke outlet semua tidak ada masalah.
    • Menjaga kerapihan dan menghindari kerusakan barang yang ada di gudang.
    • Memastikan semua barang yang di kirim adalah 1 x 24 jam 
      
    E. Landasan Teoritis
    - Pengertian Biaya Operasional

    Biaya opeasional merupakan salah satu elemen penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan dalam perhitungan laba usaha. Hal ini disebabkan laba didapat dari pendapatan perusahaan dikurangi dengan biaya- biaya yang terjadi dalam suatu periode.

    Yang dimaksud dengan biaya operasional menurut Rony (1990 : 279) adalah biaya- biaya yang terlibat dalam operasi perusahaan meliputi biaya penjualan dan biaya administrasi dan umum.

    Demikian juga Hansen (1997 : 47) menyatakan biaya operasional lazimnya dikategorikan menjadi dua bagian yaitu bagian penjualan dan biaya administrasi. Lebih lanjut beliau juga menyatakan bahwa biaya penjualan adalah biaya- biaya yang diperlukan untuk memasarkan, mendistribusikan dan melayani produk atau jasa. Sedangkan biaya admnistrasi dan umum pada organisasi yang tidak dapat dibebankan pada pemasaran atau produksi.

    Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Biaya Operasional adalah keseluruhan biaya sehubungan dengan biaya perusahaan diluar kegiatan produksi, termasuk didalamnya biaya penjualan dan biaya administrasi dan umum. Mengenai jenis- jenis dari biaya operasional itu sendiri secara umum adalah sama antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Namun ada pula perbedaan tergantung kepada spesifikasi operasional perusahaan tersebut.

    - Pengertian Biaya Administrasi Umum


    Merupakan biaya- biaya untuk mengkoordinasi kegiatan peroduksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan, bagian keuangan, akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyarakat. Jumlah biaya pemasaran biaya administrasi dan umum sering pula disebut dengan istilah biaya komersial (Commercial Expense).

    - Pengertian Pengawasan Biaya Operasional


    Beberapa pengertian menurut para ahli:
    Mockles dan Handoko (1998-360-361) menyatakan bahwa :

    “Pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dan tujuan perencanaan, merancang suatu informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan- penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan digunakan secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan- tujuan perusahaan.”
    Pratomo (1999 : 69) menyatakan bahwa :

    “Pengawasan adalah kegiatan yang dilakukan manajer/ pimpinan atau yang berwenang untuk mengetahui hasil pelaksanaan kerja kemudian memperbaiki apabila terjadi kesalahan atau penyimpangan- penyimpangan dan mencegah hal- hal yang tidak diinginkan terulang kembali, sehingga hasil yang dicapai sesuai dengan yang telah ditetapkan.”
    Sedangkan Handoko (1998 : 359) menyatakan bahwa :

    “Pengawasan adalah proses untuk menjamin tujuan orang dan manajemen tercapai.”



    Berdasarkan defenisi- defenisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengawasan terdiri dari 3 macam langkah yang bersifat umum, yaitu :
    Mengukur hasil prestasi
    Membandingkan hasil yang dicapai dengan hasil yang diinginkan (standar) dan mencari penyimpangan
    Mengadakan tindakan perbaikan

    Pengawasan yang dilakukan oleh manajer untuk mengetahui hasil (prestasi yang dicapai) dengan menggunakan anggaran sebagai alat pengawasan dan membandingkan antara anggaran dengan realisasi maka harus diputuskan segera pemecahan mana yang akan diambil. Setelah itu dapat dilakukan tindakan perbaikan atau koreksi atas permasalahan yang ditemukan seperti perbaikan prosedur atau cara pencapaian hasil yang terbaik.

    - Teknik Pengawasan Biaya Operasional

    Pengawasan memerlukan suatu alat pengukur bagi keseluruhan organisasi, dalam hal ini anggaran mempunyai peranan sebagai alat pengukur atas pelaksanaan yang sesungguhnya. Jika anggaran dipakai sebagai alat pengawasan maka pada awal periode ditentukan anggaran untuk setiap departemen yang merupakan kegiatan fungsional.

    Pengawasan anggaran digunakan sebagai alat untuk menyelidiki apakah pelaksanaan suatu kegiatan itu telah dikerjakan sesuai dengan yang telah digariskan. Apabila terdapat perbedaan anggaran dengan realisasinya maka perbedaan tersebut dianalisis dan dari analisis tersebut diambil keputusan yang diperlukan untuk menagatasi kemungkinan yang dapat merugikan perusahaan pada periode berikutnya.

    Pengawasan anggaran merupakan penerapan sederhana dan langsung dari prinsip- prinsip proses pengawasan. Anggaran disusun, kemudian laporan penerimaan dan pengeluaran nyata dibuat. Setiap jenis anggaran kemudian dibandingkan dengan pelaksanaan nyata dan penyimpangan- penyimpangan (variances) dapat dicatat.

    Proses pengawasan merupakan kegiatan yang berurutan, menurut Pratomo (1999 : 70-71) proses pengawasan meliputi :

    · Menetapkan patokan (standar) pengawasan

    · Menetapkan patokan (standar) pengawasan

    · Membandingkan hasil yang telah dicapai dengan patokan sehingga diketahui ketidaksesuaian yang terjadi

    · Melakukan tindakan korektif/ perbaikan jika terjadi ketidaksesuaian sehingga hasil yang didapat benar- benar sesuai rencana

    Pengawasan biaya yang dilakukan adalah dengan membandingkan biaya nyata yang dikeluarkan (Actual Cost) dengan biaya standar yang terdapat dalam anggaran. Dengan cara mengadakan perbandingan ini, seorang manajer dapat mengetahui apakah perusahaannya dalam mengeluarkan biaya guna kegiatan usahanya efisien atau tidak.

    Salah satu cara yang efektif dalam mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengeluaran biaya adalah dengan menimbulkan kesadaran akan biaya pada setiap orang yang bekerja pada perusahaan. Setiap orang harus memiliki tanggungjawab untuk mengatasi pengeluaran biaya sebagai akibat dari kegiatan perusahaan. Hal ini didasarkan pada kenyataan dimana kegagalan pengawasan anggaran adalah kegagalan untuk mengetahui tingkah laku manusia, karena para pekerja merasa bahwa mereka dikejar untuk mencapai target atau anggaran tertentu tanpa memperhatikan keadaan dan kemampuan sebenarnya, sehingga membebani mereka secara psikologis.

    Untuk mengatasi masalah ini salah satu cara yang sering digunakan oleh manajer adalah dengan memberikan tanggungjawab dan kebebasan pada para pekerja untuk mengatasi, mencegah dan mengambil tindakan sendiri dalam kewenangan dan keikutsertaan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan penyusunan anggaran.

    - Pengertian Pengendalian Biaya Operaasional

    (Auditing hal 180) SA (Standar Akuntansi) seksi 319 (Pertimbangan atas Pengendalian Intern dalam Audit Laporan Keuangan) paragraph 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lainnya didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini :
    Keandalan pelaporan keuangan
    Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
    Keefektivitas dan efisiensi operasi

    Dari defenisi pengendalian tersebut terdapat bebarapa konsep dasar berikut ini:
    Pengendalian intern merupakan suatu proses pengendalian untuk mencapai tujuan tertentu
    Pengendalian intern dijalankan oleh orang. Pengendalian intern bukan hanya terdiri dari pedoman kebijakan dan formulir, namun dijalankan oleh orang dari setiap jenjang organisasi, yang mencakup dewan komisaris, manajemen dan personel lain.
    Pengendalian intern dapat diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai, bukan keyakinan mutlak, bagi manajemen dan dewan komisaris.
    Pengendalian intern ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan: pelaporan keuangan, kepatuhan dan operasi

    Setiap tanggung jawab manajer sebaiknya dibatasi pada biaya dan pendapatan yang dapat dikendalikan oleh manajer tersebut, dan kinerja secara umum diukur dengan membandingkan antara biaya dan pendapatan actual terhadap anggaran. Sistem akuntansi yang didesain untuk mencapai tujuan tersebut disebut Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban ( Responsibilty Accounting System ).

    Ketika kinerja dari seorang manajer dievaluasi, suatu langkah penting melibatkan klasifikasi biaya yang berada dibawah kendali manajer tersebut. Biaya yang tidak berada dibawah kendali manajer tersebut umumnya tidak relevan terhadap evaluasi dari kinerja manajer itu, dan manajer itu sebaiknya tidak dianggap bertanggung jawab atas biaya tersebut. Ini adalah aspek-aspek dari akuntansi pertanggungjawaban.

    Aspek penting lain dari pengendalian biaya adalah identifikasi dari biaya aktifitas yang berbeda dibandingkan biaya dari departemen dan produk yang berbeda. Dalam setting produksi yang kompleks, seringkali sejumlah kecil dari total aktvitas yang sesungguhnya memberikan nilai terhadap output final. Aktivitas-aktivitas lainnya, disebut aktivitas tidak bernilai tambah ( Non-Value-Added Activities ), umumnya adalah hasil dari kompleksitas setting produksi dan tidak spesifik terhadap produksi suatu produk atau jasa tertentu. Pelaporan biaya aktivitas tidak bernilai tambah adalah langkah awal untuk mengurangi atau menghilangkan aktivitas tersebut.

    Langkah- langkah dasar dalam proses pengendalian adalah sebagai berikut :

    Mochler dan Stoner James A. F (1988 : 248) menetapkan 4 langkah dasar dalam proses pengendalian
    Mematokkan standard an metode yang digunakan untuk menyatakan prestasi
    Menyatakan prestasi kerja
    Menganalisis apakah prestasi kerja memenuhi syarat
    Mengambil tindakan korektif




    II. Pembahasan Masalah

    Pengawasan anggaran pada PT. Damai Sejahtera Sumatera Jaya cabang Medan diarahkaan agar terciptanya tertib anggaran, agar anggaran perusahaan dapat berfungsi sebagai alat ukur (tolak ukur), untuk laporan yang telah disahkan oleh pemegang saham dan dipedomani dan ditaati dalam pelaksanaannya untuk setiap kegiatan baik beban investasi dan eksploitasi.

    Pengawasan biaya operasional pada PT. Damai Sejahtera Sumatera Jaya diadakan melalui aggaran. Sebagaimana diketahui anggaran sebagai alat perencanaan juga sekaligus menjadi alat pengawasan, maka apabila ada penyimpangan biaya baik positif atau negatif akan secepatnya dilakukan evaluasi dengan melihat anggaran.

    Pada akhir periode biasanya diadakan analisis dan evaluasi terhadap anggaran untuk melihat apakah realisasi biaya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan instruksi- instruksi yang dikeluarkan. Hal ini bertujuan untuk melihat keefesienan program yang ada karena anggaran juga dijadikan sebagai dasar bagi penyusunan anggaran untuk periode yang akan datang.

    Evaluasi terhadap anggaran dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan- kelemahan dalam pelaksanaan, apabila ada kelemahan maka diambil tindakan korektif untuk periode anggaran berikutnya.

    Namun evaluasi ini tidak hanya terbatas pada evaluasi akhir periode. Evaluasi atas anggaran untuk peeriode berjalan juga dilakukan mutasi anggaran dan merupakan praktek nyata pengawasan pada periode berjalan di PT. Damai Sejahtera Sumatera Jaya. Dalam hal ini perusahaan menganut prinsip fleksibilitas anggaran artinya dalam mengoptimalkan pencapaian rencana kerja selalu diadakan penyesuaian- penyesuaian terhadap biaya- biaya yang dianggarkan.

    Untuk mengetahui sistem pengawasan terhadap biaya operasional pada PT. Damai Sejahtera Sumatera Jaya berikut ini perbandingan dari dua contoh anggaran biaya Operasioanal periode Januari - Desember 2007 dan periode Januari- Desember 2008.

    Rincian Biaya Operasional Periode: Januari  2008 s/d Desember 2008
    Biaya
    Jumlah Biaya
    (Rp)
    Persentase
    Biaya Karyawan
    Biaya Pengembangan SDM
    Biaya Perjalanan Dinas
    Biaya Seragam Kerja
    Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan Kantor
    Biaya Sewa
    Biaya Asuransi
    Biaya Perijinan dan Pajak Daerah
    Biaya Penyusutan
    Biaya Utilitas
    Biaya Kantor
    Biaya Komunikasi
    Biaya Lain- Lain
    Biaya Distribusi
    Biaya Operasional Daerah
    Biaya Promosi dan Penjualan
    Biaya Pemasaran
    87.600.700
    1.904.400
    5.828.065
                  0
    2.086.914

    8.703.706
       860.300
    1.251.689
    2.395.689
    2.710.340
    7.116.795
    8.084.333
    6.839.522
    3.482.000
    2.658.425
    3.547.249
    1.912.305
    2,85
    0,06
    0,19
    0,00
    0,07

    0,28
    0,03
    0,04
    0,08
    0,09
    0,23
    0,26
    0,22
    0,11
    0,09
    0,12
    0,06
    Jumlah Biaya Operasional
    146.982.432
    4,79

    Rincian Biaya Operasional Periode: Januari  2007 s/d Desember 2007
    Biaya
    Jumlah Biaya
    (Rp)
    Persentase
    Biaya Karyawan
    Biaya Keperluan Kantor
    Biaya Pos dan Telekomunikasi
    Biaya Pemeliharaan & Peerbaikan
    Biaya Pelatihan
    Biaya Pengiriman Barang
    Biaya Transportasi
    Biaya Sewa
    Biaya Asuransi
    Biaya Representasi
    Biaya Perijinan & PBB
    Biaya Penyusutan
    Biaya Umum
    Biaya Promosi
    Biaya Operasional ASM & FTE
    98.142.480
    2.574.850
    5.896.477
    1.652.565
    2.191.550
    2.713.000
    4.180.254
    8.111.112
    815.400
    4.997.500
    2.309.267
    3.944.075
    3.944.866
    1.167.217
    2.983.406
    3,22
    0,08
    0,19
    0,05
    0,07
    0,09
    0,14
    0,27
    0,03
    0,16
    0,08
    0,13
    0,13
    0,04
    0,10
    Jumlah Biaya Operasional
    145.624.019
    4,77

         Analisis Terhadap Komperatif Rincian Biaya Operasional


    Berikut ini analisis penulis terhadap komperatif rincian biaya operasional tahun 2007 dan 2008 :

    a. Biaya karyawan , pada rincian biaya tahun 2007 sebesar Rp.98.142.480,- , kemudian naik sebesar 0,37% pada rincian biaya tahun 2008 menjadi Rp.87.600.700,-
    b. Biaya Pengembangan SDM, pada rincian tahun 2007 tidak ada tetapi pada tahun 2008 sebesar Rp.1.904.400,- sebesar 0.06%
    c. Biaya Pos & Telekomunikasi pada tahun 2007 sebesar Rp. 5.896.477,-, kemudian naik sebesar 0,07% pada rincian biaya tahun 2008 menjadi Rp.8.084.333,-
    d. Biaya Keperluan Kantor, pada rincian biaya tahun 2007 Rp. 2.574.850 ,-, kemudian naik sebesar 0,15% pada rincian biaya tahun 2008 menjadi Rp.7.116.795,-
    e. Biaya Pemeliharaan dan Perbaikan, pada rincian tahun 2007 sebesar Rp.1.652.565,-, kemudian naik sebesar 0,02% pada rincian biaya tahun 2008 menjadi Rp.2.086.914,-
    f. Biaya Pelatihan, pada rincian biaya tahun 2007 sebesar Rp.2.191.550,-, sementara pada rincian tahun 2008 tidak ada
    g. Biaya Pengirman Barang, pada rincian biaya tahun 2007 sebesar Rp.2.713.000,-, sementara pada rincian tahun 2008 tidak ada
    h. Biaya Transportasi, pada rincian biaya tahun 2007 sebesar Rp.4.180.254,-, sementara pada rincian tahun 2008 tidak ada
    i. Biaya Sewa, pada rincian biaya tahun 2007 sebesar Rp.8.111.112,- , kemudian naik sebesar 0,01% pada rincian biaya tahun 2008 menjadi Rp.8.703.706,-
    j. Biaya Asuransi, pada rincian biaya tahun 2007 sebesar Rp.815.400,- , kemudian turun sebesar 0,04% pada rincian biaya tahun 2008 menjadi Rp.860.300,-
    k. Biaya Representasi, pada rincian biaya tahun 2007 sebesar Rp.4.997.500,-, sementara pada rincian tahun 2008 tidak ada
    l. Biaya Perijinan & PBB, pada rincian biaya tahun 2007 sebesar Rp.2.309.267,- , kemudian turun sebesar 0,04% pada rincian biaya tahun 2008 menjadi Rp.1.251.689,-
    m. Biaya Penyusutan, pada rincian biaya tahun 2007 sebesar Rp.3.944.866,- , kemudian turun sebesar 0,05% pada rincian biaya tahun 2008 menjadi Rp.2.395.689,-
    n. Biaya Umum, pada rincian biaya tahun 2007 sebesar Rp.3.944.866,-, sementara pada rincian tahun 2008 tidak ada
    o. Biaya Penyusutan, pada rincian biaya tahun 2007 sebesar Rp.1.167.217,- , kemudian naik sebesar 0,08% pada rincian biaya tahun 2008 menjadi Rp.3.547.249,-
    p. Biaya Operasional ASM&FTE, pada rincian biaya tahun 2007 sebesar Rp.2.983.406,- , kemudian turun sebesar 0,01% pada rincian biaya tahun 2008 menjadi Rp.2.658.425,-


    Dari rincian biaya operasional dengan periode yang berbeda diatas dapat diambil kesimpulan bahwa, PT. Damai Sejahtera Sumatera Jaya melakukan upaya untuk dapat mengupayakan meminimalisir biaya-biaya operasional yang dianggap dapat jauh lebih relevan.

    Pada dasarnya anggaran dibuat sebagai acuan untuk melakukan pengawasan terhadap biaya-biaya yang akan dikeluarkan perusahaan. Karena suatu tolak ukur baik atau buruknya suatu perusahaan dilihat juga dari sistem pengawasan dan pengendalian yang berjalan didalamnya.

    Dan pada kenyataannya PT. Damai Sejahtera Sumatera Jaya mengambil suatu kebijakan yang tepat dengan berusaha untuk dapat mengendalikan pengalokasian dana terhadap biaya-biaya yang akan dilakukan.

    Setelah menganalisis dengan cara melihat komperatif rincian biaya operasional dari tahun sebelumnya, maka masih perlu diadakan peningkatan pengawasan dan realisasi yang nyata untuk tahun yang akan datang.


     III.Kesimpulan dan Saran

    Berdasarkan hasil pengumpulan data yang penulis lakukan, penulis menarik kesimpulan dan memberikan saran yang dianggap penting sebagai bahan masukan untuk lebih meningkatkan efisiensi perusahaan di masa yang akan datang.
    1. Simpulan
    Simpulan yang didapat adalah bahwa PT. Damai Sejahtera Sumatera Jaya melakukan pengendalian dan pengawasan terhadap biaya-biaya pada tahun yang sebelumnya. Sehingga perusahaan dapat mengambil kebijaksanaan terhadap biaya-biaya tertentu yang dianggap perlu mengalami kenaikan atau penurunan sesuai dengan kebutuhan.

    1. Saran
    Pengendalian yang efektif bergantung pada pengkomunikasian informasi kepada manajemen. Jadi saran penulis perusahaan sebaiknya menerbitkan laporan kinerja agar dapat lebih berguna dalam merencanakan masa depan perusahaan dan mengendalikan segala aktivitasnya. Informasi ini jauh lebih luas daripada sekedar laporan keuangan biasa yang kurang memberikan penjelasan secara mendalam atas rincian yang tersedia bagi para pengambil keputusan internal. Maka dengan itu perusahan dapat lebih memperhatikan keefektifan biaya-biaya yang akan dikeluarkan agar tercipta perusahaan yang lebih baik, khususnya dalam hal melakukan pengendalian dan pengawasan biaya.
                DAFTAR PUSTAKA
    Handoko, Hani. Manajemen. Edisi II. Yogyakarta : BPEE, 1998
    Hasen, Don, R dan Marrynne, M. Moren. Alih Bahasa Anceklla A. Hermawan.
    Akuntansi Manajemen. Edisi IV. Jakarta: Erlangga, 1997
    Mockler dalam Handoko. Manajemen. Edisi II. Yogyakarta : BPEE, 1998
    Mochler dan James, Stoner dalam Yayat Herujinto. Dasar- dasar Manajemen. Bogor :
    Grasindo, 2001
    Mulyadi. Auditing. Edisi IV. Yogyakarta : Salemba Empat, 2001
    Munandar. Budgeting, Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja dan Pengawasan
    Kerja. Edisi I. Yogyakarta : BPEE, 2000
    Pratomo, RS. 1999. Dasar- dasar Manajemen, Bandung : Lubuk Agung
    Wich, Glenn, A, Ronald W. Hilitong dan Paul, N. Gordon.Alih Bahasa Purwaningsi, dan Maudy Wardu. 2000. Anggaran. Jakarta : Salemba Empat
    Rony, Helmy. Akuntansi Biaya Pengantar untuk Perencanaan dan Pengendalian Biaya
    Produksi. Jakarta : LPFE UI, 1990
    SA (Standar Akuntansi) dalam Mulyadi. Auditing. Edisi VI. Yogyakarta: Salemba
    Empat, 2001
    Carter, William, K dan Usry, Milton, F. Cost Accounting (Akuntansi Biaya). Edisi 13. Jakarta : Salemba Empat, 2006